082133445568
Riksa Uji Overhead Crane: Identifikasi Retakan, Deformasi, dan Korosi pada Girder

Riksa Uji Overhead Crane: Identifikasi Retakan, Deformasi, dan Korosi pada Girder

  • Category: Artikel
  • Date 14-10-2025

Overhead crane adalah aset industri berharga yang perannya sangat vital dalam memindahkan material berat. Namun, seiring waktu dan penggunaan, komponen struktural utamanya, yaitu girder (balok jembatan), rentan mengalami kerusakan akibat beban berulang (fatigue), kelebihan beban (overloading), dan lingkungan kerja yang korosif.

Untuk menjamin keselamatan kerja dan kepatuhan terhadap regulasi (seperti Permenaker No. 8 Tahun 2020), Riksa Uji (Pemeriksaan dan Pengujian) berkala pada girder adalah suatu keharusan. Pemeriksaan ini berfokus pada tiga indikator kegagalan struktural utama: retakan, deformasi, dan korosi.


1. Identifikasi Retakan (Cracks) pada Girder

Retakan adalah ancaman paling serius bagi integritas struktural crane karena dapat menyebabkan kegagalan mendadak. Retakan sering muncul akibat kelelahan material dari siklus pengangkatan beban berulang.

Prosedur Pemeriksaan Retakan:

Lokasi KritisTeknik InspeksiTindakan Lanjutan
Sambungan LasPemeriksaan Visual (menggunakan kaca pembesar) pada transisi las di web dan flange.Jika terdeteksi, wajib menggunakan Non-Destructive Test (NDT) seperti Magnetic Particle Testing (MPT) atau Dye Penetrant Testing (DPT) untuk mengonfirmasi kedalaman dan panjang retakan.
Area Konsentrasi TeganganArea dekat lubang pengunci, sambungan antara girder dan end carriage, atau daerah di mana trolley sering berhenti dan berbalik arah.Jika retakan kecil (kurang dari 0,1 mm) mungkin hanya perlu grinding dan dihaluskan; retakan yang signifikan harus dibor di ujungnya (untuk menghentikan perambatan) lalu diperbaiki dengan pengelasan dan diperkuat.
Pelat Penutup (Cover Plate)Memeriksa tepi-tepi pelat penutup terhadap garis halus yang menunjukkan inisiasi retak kelelahan.Jika perbaikan pengelasan dilakukan, perlu dipastikan bahwa operator las memiliki kualifikasi yang sesuai dan menggunakan prosedur yang disetujui.

2. Identifikasi Deformasi (Deformation) pada Girder

Deformasi adalah perubahan bentuk permanen yang terjadi pada girder, seperti lenturan berlebihan (deflection), bengkok (dent), atau puntir (twist). Deformasi seringkali disebabkan oleh overloading atau benturan.

Prosedur Pemeriksaan Deformasi:

Jenis DeformasiProsedur PemeriksaanBatas Toleransi
Defleksi Vertikal (Lentur)Mengukur defleksi tengah bentangan (span) girder saat tidak berbeban dan saat Uji Beban Statis (125% SWL).Hasil defleksi harus dibandingkan dengan batas yang diizinkan, umumnya hingga dari bentangan total (span length).
Bengkok/PuntirMenggunakan straight edge atau alat ukur presisi untuk memeriksa kelurusan horizontal (lateral) dan kesamaan elevasi antar girder (untuk tipe Double Girder).Bengkok yang melebihi toleransi dapat menyebabkan kemiringan pergerakan (skewing) dan mempercepat keausan roda. Koreksi dapat dilakukan dengan fire straightening (pelurusan api) di bawah pengawasan ahli.
Gelombang pada Web PlatePemeriksaan visual pada pelat web (web plate) di bawah jalur trolley untuk melihat adanya lipatan atau gelombang (local buckling).Kerusakan ini sering mengindikasikan ketidakstabilan lokal akibat beban vertikal berlebihan dan harus segera dikoreksi atau diperkuat.

CATATAN: Pengukuran defleksi adalah bagian krusial dari Pengujian Beban Statis, di mana crane harus mampu menahan beban 125% SWL tanpa mengalami deformasi permanen yang signifikan.


3. Identifikasi Korosi (Corrosion) pada Girder

Korosi (karat) menyebabkan hilangnya material baja secara bertahap, yang pada akhirnya mengurangi luas penampang efektif struktur dan melemahkan daya dukung beban.

Prosedur Pemeriksaan Korosi:

Aspek yang DiperiksaTeknik InspeksiKriteria Penilaian
Korosi PermukaanPemeriksaan Visual tingkat keparahan karat, terutama di area yang sulit dijangkau atau memiliki penumpukan kelembaban.Korosi ringan hanya memerlukan pembersihan dan pengecatan ulang.
Pengurangan KetebalanMenggunakan Ultrasonic Thickness Measurement (UTM) pada area yang mengalami korosi parah atau pengelupasan lapisan pelindung.Jika kehilangan ketebalan melebihi batas toleransi desain (misalnya > 5% dari ketebalan asli), kekuatan struktur dianggap berkurang dan memerlukan perbaikan atau penguatan (reinforcement).
Kondisi PelapisMengecek kerusakan pada cat pelindung (epoksi atau lainnya) yang dapat memicu korosi di bawahnya.Area pelapis yang rusak harus segera dibersihkan dan dicat ulang untuk mengisolasi baja dari lingkungan.

Kesimpulan

Riksa Uji overhead crane yang terfokus pada retakan, deformasi, dan korosi pada girder adalah langkah proaktif dalam manajemen K3 Pesawat Angkat dan Angkut. Proses ini tidak hanya memenuhi kewajiban hukum, tetapi juga berfungsi sebagai sistem peringatan dini.

Dengan melakukan inspeksi visual yang detail, didukung oleh teknik NDT untuk retakan tersembunyi, pengukuran dimensi untuk mendeteksi deformasi, dan pengukuran UTM untuk mengevaluasi dampak korosi, perusahaan dapat memastikan bahwa crane tetap beroperasi dalam kondisi layak pakai (laik operasi), aman, dan produktif. Kegagalan untuk melaksanakan riksa uji ini dapat berujung pada kecelakaan fatal dan kerugian finansial yang tidak terhindarkan.

Share This

Comments