Insiden ini mengakibatkan 2 orang meninggal dunia dan 7 orang lainnya mengalami luka-luka.
Penyebab ambruknya crane girder yang berada di Desa Penanggiran/Desa Panang Jaya, Kecamatan Gunung Megang, Kabupaten Muara Enim ini disebut karena miskomunikasi.
Surya Perdana, PPK Balai Besar Jalan Nasional Sumsel Flyover Bantaian mengatakan, penyebab crane girder di Desa Penanggiran/Desa Panang Jaya, Kecamatan Gunung Megang, Kabupaten Muara Enim ini ambruk karena adanya miss komunikasi atau human error.
Menurut Surya bahwa pada saat kejadian pekerja sedang melaksanakan erection girder, dimana balok girder sedang diangkat dan diluncurkan ke bentang di atas rel kereta, ada satu bentang di antara abovement 1 dan abovement 2 sekitar pukul 09.00 WIB.
Ketika sedang ground inspection dengan PT KAI dan mulai lifting atau mengangkat balok dan sudah diluncurkan menuju ke perletakan bentang, saat inilah diduga terjadi miss komunikasi di pihak erector launcher antara abovement 1 dan 2.
Salah satunya ada yang terlalu cepat mengangkat balok sehingga terjadi ketidakseimbangan yang berpengaruh pada launcher girder tersebut dan terguling ke kanan.
Disaat bersamaan melintas ada kereta api di bawahnya.
Bentang girder sepanjang 50,8 meter sebanyak dua buah dengan berat masing-masing 230 ton.
Sementara itu beredar rekaman CCTV detik-detik mengerikan saat crane girder fly over Bantaian Muara Enim ambruk hingga menewaskan 2 korban dan melukai 7 orang lainnya.
Korban tewas masing-masing Resto asal Makassar dan Edi Saputra asal Palembang.
Sedangkan yang luka berat dan ringan, Fad asal Jawa Timur dan Wahyudin asal Makassar yang keduanya di rawat RSUD dr HM Rabain Muara Enim.
Lima orang yang menderita luka-luka dibawa ke Puskesmas Gunung Megang tetapi langsug di rujuk ke RS Bunda berhubung penuh dibawa ke RSU Prabumulih.
Dari video yang beredar berdurasi sekitar 45 detik, terlihat sebuah KA Babaranjang dalam kondisi kosong melintas dari arah Palembang menuju ke Tanjung Enim.
Saat durasi sekitar 40 detik, terlihat alat elektrik launcher yang sedang mengangkat girder sempat bergoyang dan akhirnya jatuh ke kanan dan tepat menimpa gerbong KA Babaranjang yang sedang melintas dibawahnya.
Akibatnya dari data terakhir 2 meninggal dunia, dan 7 menderita luka ringan dan berat.
Pengamatan di lapangan, gerbong KA Babaranjang yang rusak dan keluar jalur sebanyak lima buah, tiga buah kondisi rusak parah karena ringsek dan tertimpa alat elektrik launcher dan girder.
Ketika dikonfirmasi ke Manager Humas KAI Divre III Palembang Aida Suryanti, membenarkan adanya pekerjaan pembangunan tersebut yang merupakan pekerjaan Proyek Strategis Nasional yang saat ini sedang dalam pengerjaan dari PUPR.
"Dan akibat kejadian itu untuk sementara Jalur KA tidak dapat dilalui akibat kejadian tersebut, KAI sedang berusaha melakukan upaya evakuasi rangkaian KA Babaranjang yang tertimpa dari kejadian tersebut, sehingga berdampak pula dengan pelayanan perjalanan semua KA dari Kertapati- Lubuklinggau dan sebaliknya, termasuk KA penumpang Bukti Serelo relasi Kertapati - Lubuklinggau dan Lubuklinggau- Kertapati" kata Manager Humas PTKAI Divre III Palembang.
Lanjut Aida, untuk penumpang KA dari Lubuklinggau akan dilakukan overstapen di Stasiun Lahat dan penumpang KA dari Kertapati akan dilakukan overstapen di Stasiun Gunung Megang.
Kereta Api Indonesia (Persero) Divre III Palembang menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyaman pelayanan operasional kereta api, saat ini kami sedang fokus upaya evakuasi dan normalisasi jalur akibat kejadian ini.
"Ini informasi sementara untuk lebih lanjut terkait kejadian ini akan kami sampaikan pada kesempatan selanjutnya," ujarnya.