082133445568
Download Template Laporan Investigasi Kecelakaan Kerja: Fondasi K3 yang Efektif

Download Template Laporan Investigasi Kecelakaan Kerja: Fondasi K3 yang Efektif

  • Category: Artikel
  • Date 06-10-2025

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah fondasi utama untuk menjamin keberlangsungan operasional perusahaan. Dalam lingkungan kerja yang kompleks, risiko kecelakaan tidak bisa hilang sepenuhnya. Oleh karena itu, memiliki mekanisme sistematis untuk menangani insiden, termasuk insiden hampir celaka (near miss), adalah wajib.

Instrumen kunci dalam mekanisme ini adalah Laporan Investigasi Kecelakaan Kerja. Dokumen ini vital karena membantu organisasi belajar dari kesalahan, menemukan akar masalah (root cause), dan memperkuat budaya keselamatan. Laporan yang baik tidak hanya mencegah kecelakaan berulang, tetapi juga memenuhi kewajiban hukum dan menunjukkan komitmen terhadap kesejahteraan pekerja.


Apa Itu Laporan Investigasi Kecelakaan Kerja?

Laporan investigasi adalah dokumen resmi yang dibuat setelah insiden terjadi di tempat kerja. Tujuan utamanya adalah mencatat fakta, menganalisis penyebab langsung maupun tidak langsung, dan memberikan rekomendasi perbaikan (CAPA).

Investigasi harus menganut prinsip “no blame culture” sesuai standar ISO 45001:2018 dan ILO. Fokusnya adalah memperbaiki sistem, bukan mencari siapa yang salah.

  • Contoh Penerapan: Ketika pekerja tergelincir, investigasi berlanjut dari "kelalaian pekerja" ke akar masalah: Apakah lantai licin? Apakah tidak ada tanda peringatan? Apakah prosedur inspeksi area kerja tidak dijalankan?


5 Elemen Wajib dalam Template Laporan Investigasi

Agar laporan Anda memenuhi standar dan dapat digunakan secara efektif, template ini memastikan Anda mencakup lima elemen utama:

1. Kronologi Kejadian yang Detail

Jelaskan waktu, lokasi, pihak yang terlibat, aktivitas yang dilakukan, dan kondisi lingkungan secara runtut. Kronologi yang jelas sangat penting untuk menetapkan konteks insiden.

2. Analisis Penyebab Langsung & Akar Masalah (Root Cause)

Jangan berhenti pada penyebab langsung (misalnya, "mesin rusak"). Gunakan metode sistematis (5 Why’s atau Fishbone Diagram) untuk menggali mengapa mesin itu rusak (misalnya, perawatan tidak rutin karena sistem budgeting manajemen tidak mendukung).

3. Identifikasi Tindakan dan Kondisi Tidak Aman

Catat kombinasi penyebab kecelakaan: Tindakan Tidak Aman (Unsafe Act) oleh pekerja (misalnya, tidak menggunakan helm) dan Kondisi Berbahaya (Unsafe Condition) di lingkungan (misalnya, minimnya penerangan).

4. Rekomendasi Tindakan Perbaikan (CAPA)

Sediakan rekomendasi yang spesifik, terdiri dari:

Share This

Comments