Rigging merupakan proses menyiapkan, memasang, dan menggunakan berbagai peralatan untuk mengangkat, memindahkan, serta menempatkan beban berat secara aman dan terkontrol. Kegiatan ini memegang peranan penting dalam berbagai sektor industri, seperti pelayaran, konstruksi, dan manufaktur.
Rigging adalah aktivitas yang berasal dari konsep tali-temali. Dalam praktiknya, istilah rigging merujuk pada penggunaan tali, rantai, serta berbagai alat bantu lainnya yang digunakan pada pekerjaan kapal, konstruksi, maupun pabrik untuk keperluan pengangkatan dan pemindahan beban, termasuk penggunaan katrol.
Tujuan utama rigging adalah memastikan beban berat dapat dipindahkan dengan stabil dan aman tanpa risiko terjatuh, bergoyang, atau mengalami kerusakan. Dengan penerapan rigging yang tepat, potensi bahaya terhadap keselamatan pekerja serta kerusakan aset dapat diminimalkan secara signifikan.
Terdapat beberapa jenis rigging yang umum digunakan dalam kegiatan pengangkatan beban, antara lain sebagai berikut:
Wire Rope (Kawat Seling)
Kabel baja berpilin kuat yang digunakan untuk mengangkat, menarik, menahan, dan mengamankan beban pada berbagai alat seperti crane, hoist, winch, elevator, dan tali tambat kapal.
Chain (Rantai)
Rantai baja paduan yang kuat dan tahan gesekan/lingkungan keras, digunakan untuk mengangkat beban berat dan mengamankan kargo.
Webbing Sling
Sling dari serat sintetis (poliester/nilon) yang lebih ringan dan fleksibel, cocok untuk mengangkat beban yang perlu penanganan halus.
Round Sling
Sling sintetis berbentuk lingkaran tanpa ujung, dengan pelindung luar untuk distribusi beban yang lebih merata dan fleksibilitas tinggi.
Shackles
Perangkat berbentuk U dengan pin/baut untuk menghubungkan komponen rigging, seperti sling ke hook atau alat lain.
Hooks (Kait)
Perangkat melengkung untuk menggantung atau mengaitkan beban/komponen rigging, sering dilengkapi pengunci supaya beban tidak terlepas.
Turnbuckles
Alat dengan batang berulir yang bisa disesuaikan untuk mengetatkan atau melonggarkan tali, kabel, atau rantai sehingga menghasilkan tegangan yang diinginkan.
Eye Bolt dan Lifting Rings
Komponen dengan mata/baut berbentuk lingkaran yang menjadi titik pengikatan aman untuk sling atau alat angkat lainnya.
Load Binder
Alat yang digunakan untuk mengencangkan dan mengamankan muatan selama transportasi, baik jenis rachet maupun lever.
Meskipun terlihat sederhana, rigging merupakan proses yang cukup kompleks dan memiliki risiko tinggi apabila tidak dilakukan dengan benar. Kesalahan dalam pelaksanaan rigging dapat menimbulkan berbagai potensi bahaya serius di lingkungan kerja.
Bahaya-bahaya dalam kegiatan rigging antara lain kurangnya inspeksi sebelum penggunaan, yang dapat menyebabkan keausan pada peralatan rigging atau terjadinya deformasi akibat beban berat dan pengaruh kondisi lingkungan. Kondisi tersebut berpotensi menimbulkan kegagalan peralatan, jatuhnya beban, cedera serius, hingga risiko kematian pada pekerja.
Selain itu, kurangnya komunikasi dan koordinasi antar pekerja, kontrol beban yang tidak stabil, serta beban yang tidak diamankan dengan benar dapat menyebabkan pergeseran beban selama proses pengangkatan. Bahaya lainnya adalah terjadinya overloading pada peralatan rigging, yaitu penggunaan alat melebihi batas beban kerja aman (Working Load Limit/WLL), yang dapat mengakibatkan kerusakan peralatan dan meningkatkan risiko jatuhnya beban.
Risiko dalam kegiatan rigging juga diperkuat oleh sejumlah kejadian kecelakaan kerja di lapangan yang bahkan menimbulkan korban jiwa. Salah satu peristiwa yang sempat menggemparkan terjadi di kawasan industri Kendal, Jawa Tengah, pada tahun 2024.
Dalam peristiwa tersebut, seorang tenaga kerja asing (TKA) asal China bernama Wu Yang, berusia 29 tahun, dilaporkan meninggal dunia setelah tali crane yang sedang mengangkat pelat besi seberat kurang lebih 2 ton terlepas. Beban tersebut jatuh dan menimpa korban, sehingga mengakibatkan kecelakaan fatal. Kejadian ini menunjukkan betapa pentingnya penerapan prosedur rigging yang benar serta pengawasan ketat terhadap keselamatan kerja.
Sejalan dengan hal tersebut, Riksa Uji memiliki peran penting dalam mendukung keselamatan operasional di berbagai sektor industri. Melalui pemeriksaan rigging yang menyeluruh dan didukung dokumentasi yang lengkap, Riksa Uji memastikan setiap peralatan layak dan aman digunakan sesuai standar keselamatan.
Selain melakukan inspeksi, Riksa Uji juga menguji peralatan rigging berdasarkan standar K3 nasional maupun regulasi internasional, mengidentifikasi potensi risiko sebelum terjadi kegagalan, serta memberikan rekomendasi perbaikan atau penggantian yang diperlukan. Dengan pendekatan profesional dan berstandar tinggi, Riksa Uji membantu perusahaan menjalankan operasional yang lebih aman, efisien, dan terhindar dari kecelakaan kerja.
Oleh karena itu, pengawasan dan pemeriksaan rigging secara berkala menjadi hal yang penting dan perlu dilakukan oleh perusahaan inspeksi yang kompeten seperti Riksa Uji. Melalui inspeksi yang mengacu pada prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Riksa Uji membantu memastikan peralatan rigging digunakan sesuai standar keselamatan serta mendeteksi potensi kerusakan atau keausan sejak dini.
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang inspeksi dan pengujian, Riksa Uji menjalankan peran dalam penerapan K3 di lingkungan industri dengan melakukan pemeriksaan rigging secara menyeluruh dan terdokumentasi. Pemeriksaan ini dilakukan berdasarkan standar K3 nasional maupun regulasi internasional yang berlaku, sehingga peralatan yang digunakan dapat dinilai kelayakan dan keamanannya.
Melalui proses identifikasi potensi bahaya, evaluasi kondisi peralatan, serta pemberian rekomendasi perbaikan atau penggantian, Riksa Uji berkontribusi dalam membantu perusahaan menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman, mengurangi risiko kecelakaan, dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya keselamatan kerja.